Minggu, 02 Agustus 2009

Agama Khonghucu.

Konghuchu yang disebut juga dengan Konfisius berawal dari ajaran Konghucu atau Konfisius ahli filsafat yang memadukan dan mengembangkan alam pikiran kepercayaan orang Cina.

Ajarannya, mengajarkan etika kehidupan perorangan dan etika kehidupan dalam masyarakat agar berperilaku baik, ajarannya hanya menyangkut moral pribadi dan moral bermasyarakat yang tidak berhubungan dengan Ketuhanan, namun meskipun tidak bersentuhan dengan Ketuhanan tetapi karena ajaran perbuatan moral baiknya mendekati moral yang ditanamkan oleh agama, maka ajaran Konghuchu dianggap agama.

Meskipun tidak bersentuhan dengan kekuasaan Tuhan, tetapi tidak menolak atau tidak meragukan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana yang dianut oleh masyarakat.

Pemujaan lebih mengarah pada para leluhurnya, kesetiaan pada sanak keluarga dan hormat pada orang tua.

Ajaran Konghuchu lebih menekankan betapa pentingnya penghormatan dan ketaatan istri terhadap suami, atau rakyat terhadap penguasa, dan dalam kehidupannya selalu memiliki dua nilai Yen dan Li, Yen bermakna cinta dan keramahan sedangkan Li bermakna serangkaian perilaku, ibadah, adat, tatakrama dan sopan santun. Kekagumannya diarahkan pada perintah Tuhan, tokoh-tokoh penting dan kata-kata bijak.

Ajaran Konghuchu atau Konfisius berdasarkan wejangan-wejangan Konghuchu dan murid-muridnya yang terdiri dari dua kitab penting;

Pertama, Enam Kitab klasik terdiri dari Shu Ching berisi sejarah dinasti kuno negeri Cina, Shih Ching berisi puisi lima abad pertama dinasti Chan, Yi Ching berisi filsafat, Li Chi berisi tentang upacara tradisional, Yeo Yang berisi musik yang dikaitkan dengan puisi, Chu’un Ch’ii berisi tentang keterangan musim semi dan musim rontok;

Kedua, tiga Kitab Kebajikan terdiri dari Ta Hsuch berisi tentang perkembangan diri menuju kebajikan tertinggi, Chung Yung berisi tentang doktrin kehendak, dan Hsioo Ching berisi tentang perilaku baik dari anak.

Pemeluk Agama Konghuchu dalam kehidupannya, manusia perlu memiliki rasa hormat dalam pergaulan maupun hormat terhadap tugas dan kewajiban.

Kalau hak asasi ingin dihormati dan dijunjung, maka harus menghormati dan menjunjung hak asasi orang lain, dan kehidupan demikian selaras dengan HAM. Perbuatan tidak hormat dan tidak sungguh-sungguh sama halnya menghina diri sendiri dan merusak diri sendiri.

Perkawinan menurut Agama Khonghuchu.
Konghuchu tidak mempersoalkan keagamaan dalam perkawinan, baik untuk Pria maupun wanitanya, meskipun beda kepercayaan atau keyakinannya diserahkan pada penganutnya masing-masing khususnya dalam perkawinan.